Daud Umbu Niga, atau yang lebih dikenal dengan nama Daud Sule, menjadi sorotan sebagai sosok sesepuh warga asal Sumba Tengah yang berdomisili di Bali. Dengan slogan “Habis Gelap Terbitlah Terang,” pria berusia 52 tahun ini mendedikasikan dirinya untuk pelayanan sosial dan pembinaan warga Sumba di wilayah Jimbaran dan sekitarnya.
Slogan yang populer dari pejuang hak perempuan, R.A. Kartini, kini menjadi semangat baru bagi Daud Sule. Ketika dihubungi melalui panggilan video pada Senin, 9 Desember 2024, Daud menjelaskan transformasi hidupnya sejak mengalami pertobatan pada tahun 2017. Ia kini fokus mengubah citra diri dan lingkungan melalui pelayanan iman bersama Bali Partnership.
Sebagai ketua bidang suka duka dari Ikatan Keluarga Sumba Tengah di Bali (IKST-BALI), Daud terlibat aktif dalam pelayanan kepada warga Sumba yang bekerja di bedeng proyek di sekitar Jimbaran. Bersama Bali Partnership, ia mengadakan ibadah bersama, memberikan edukasi, serta menciptakan rasa aman dan nyaman bagi warga lokal maupun pendatang.
“Saya ingin melakukan hal-hal positif untuk mengubah diri saya yang dulu hidup di dunia hitam. Kini, saya merasa senang dapat melibatkan diri dalam pelayanan iman dan merangkul warga Sumba. Saya juga berupaya menjaga nama baik komunitas kami di Bali,” ujar Daud.
Daud menyadari bahwa keributan yang melibatkan warga Sumba di Bali sering kali dipicu oleh kesalahpahaman, pengaruh alkohol, atau ketidakpuasan di tempat kerja. Oleh karena itu, ia mengambil langkah proaktif untuk mendidik para pendatang baru agar lebih memahami situasi dan budaya di Bali.
“Saya tidak tinggal diam. Selama ini, banyak kejadian keributan antara warga Sumba sendiri, yang sebenarnya masih satu saudara. Hal ini terjadi karena kurangnya pembinaan. Program pelayanan ibadah bersama Bali Partnership menjadi cara efektif untuk menyampaikan edukasi dan pesan damai,” tegasnya.
Komitmen untuk Pembinaan Berkelanjutan Sebagai ayah dari lima anak, Daud mengungkapkan niatnya untuk terus melakukan pendataan dan pembinaan terhadap warga Sumba di Jimbaran. Ia bekerja sama dengan para mandor proyek dari berbagai latar belakang untuk mengumpulkan data dan memberikan pembinaan tanpa pandang bulu.
“Saya mencari nafkah di Bali, jadi saya berkewajiban menjaga kenyamanan Bali. Hidup saya dulu gelap, tapi sekarang saya memilih jalan terang. Saya berharap dapat terus mendukung program-program yang memberikan dampak positif,” jelasnya.
Harapan untuk Sesepuh Sumba Lainnya ,Daud juga mengimbau sesepuh lainnya dari Sumba untuk ikut terlibat dalam pelayanan kepada warga Sumba di Bali. Menurutnya, langkah kolektif diperlukan untuk menciptakan keamanan dan ketertiban di komunitas mereka.
“Saya berharap kegiatan ini terus berjalan dan sesepuh lainnya mau bergandengan tangan. Kita harus menjadi pengayom keamanan, mendatangi adik-adik kita, dan menyampaikan kabar baik. Jangan tunggu pihak terkait yang turun tangan. Kita pun bisa mengambil peran aktif demi kenyamanan bersama,” pungkasnya.
Dedikasi Daud Sule membuktikan bahwa perubahan hidup tidak hanya membawa dampak pribadi, tetapi juga menjadi inspirasi bagi komunitas. Semangatnya untuk menciptakan harmoni dan kebersamaan di perantauan menjadi teladan bagi banyak orang. Sumber ( DN/GS) ***
Editor: Rendy