BIBLE LEARNING

Posted by : garudan1 October 12, 2025

Minggu Pekan Biasa XXVIII, 12 Oktober 2025

Sumber Inspirasi:
¤ 2 Raja 5:14-17
¤ 2 Timotius 2:8-13
¤ Lukas 17:11-19

“IMAN YANG MENYELAMATKAN”

IMAN berarti keyakinan atau kepercayaan yang kuat. Dalam konteks agama, iman adalah keyakinan dalam hati kepada SANG SUMBER KEHIDUPAN. Dengan begitu, BERIMAN adalah keyakinan yang kokoh dan teguh di dalam HATI. Aspek penting dalam iman adalah keyakinan hati. Aspek batiniah yang paling mendasar, yaitu mempercayai sesuatu di dalam hati. Ingatlah! Hati tidak bisa berbohong.

Perikop Injil hari ini (Lukas 17:11-19) menceritakan kepada kita kisah penyembuhan sepuluh orang kusta oleh Yesus. Sepuluh orang kusta itu datang kepada Yesus. Dari kejauhan, mereka berteriak: “Yesus, Guru, kasihanilah kami!” (ay. 13). Setelah penyembuhan terjadi, hanya seorang Samaria, yang kembali datang kepada Yesus untuk berterima kasih dan memuji Allah. Orang Samaria itu datang bersujud di bawa kaki Yesus sambil bersyukur. Yesus kemudian mengatakan kepadanya, imannya telah menyelamatkan dirinya.

Seluruh perikop ini berpusat pada penyerahan iman yang total dari orang yang tahu berterima kasih, padahal, orang itu adalah orang Samaria. Ia kemudian, “tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucapkan mengucap syukur kepada-Nya.” (ay. 16). Penyerahan iman yang digambarkan dalam sikap orang Samaria itu, menjadi tuntutan dan tantangan bagi orang beriman.

Penyakit kusta adalah penyakit yang paling hina saat itu, yang membuat para penyandangnya menjadi kaum yang dikucilkan, kaum yang terpinggirkan dan dipinggirkan. Yesus tergerak oleh belas kasihan, memberikan kesembuhan kepada kesepuluh penderita kusta yang datang memohon kepada-Nya.

Ternyata, setelah mendapatkan diri mereka telah sembuh, hanya satu orang dari mereka yang kembali kepada Yesus untuk berterima kasih kepada-Nya dan memuliakan Allah. Orang itu adalah orang Samaria. Sedangkan, sembilan orang kusta berpaling dari Yesus (Jw.: BABLAS). Mereka hanya tertarik pada kesembuhan yang telah mereka terima, namun tidak peduli kepada Sang Pemberi Kesembuhan.

Kesembilan orang ini tidak menyadari, bahwa Yesus tidak hanya mau memberikan kesembuhan fisik, namun lebih daripada itu, adalah kesembuhan rohani. Dengan kembali kepada Yesus, orang Samaria tersebut menerima berkat istimewa, yaitu Karunia Iman yang menyelamatkan.

Lalu, bagaimana dengan kita
Kisah orang Samaria ini mau mengajarkan kepada kita untuk senantiasa kembali kepada Yesus dengan mengucap syukur kepada-Nya. Mari kita belajar untuk semakin mendalami iman kita, yang berpusat pada Yesus Kristus, agar kita dapat semakin mengenal dan mengasihi-Nya. Dengan begitu, iman kita tumbuhkembang dalam kesatuan dengan PENGHARAPAN dan KASIH. Iman kita adalah iman yang menyelamatkan. Pertanyaannya, sudahkah kita datang kepada Kristus dalam EKARISTI dengan penuh iman dan syukur? Semoga kita dapat mendengar suara-Nya yang berbisik dalam hati kita, “Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” (ay. 19).

Happy SUNDAY

GOD bless you.🙏

@Dami Tiala
Umat Lingk. Ratu Kenyo
Gereja Paroki Santo Petrus & Paulus BABADAN Wedomartani, Sleman – DIY.

RELATED POSTS
FOLLOW US