
Garuda Nusantara Update – Sejumlah ruas jalan provinsi di Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami kerusakan parah. Namun, upaya perbaikan tak semudah membalik telapak tangan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) SBD, Wilhelmus Woda Lado, mengungkapkan bahwa pihaknya tak tinggal diam.
Menurutnya, usulan perbaikan jalan ini selalu diajukan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT setiap tahun.
“Kami sudah mengajukan setiap tahun ke Pemprov, tapi tentu ada keterbatasan anggaran dan skala prioritas yang harus dipertimbangkan,” ujar Wilhelmus kepada Storihits.com, Selasa, 4 Februari 2025.
Wilhelmus menegaskan bahwa Pemda SBD tidak bisa bergerak sendiri. Ia berharap, para anggota DPRD NTT yang berasal dari daerah pemilihan (dapil) Sumba bisa lebih aktif menyerap aspirasi rakyat terkait perbaikan infrastruktur jalan.
“Saya berharap DPRD NTT dari dapil Sumba bisa benar-benar memperjuangkan ini. Jangan sampai jalan rusak parah terus dibiarkan dan rakyat jadi korban,” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menjadi perhatian publik.
Kondisi jalan utama di wilayah ini yang seharusnya menjadi tulang punggung aktivitas masyarakat dan penggerak roda ekonomi, justru menjadi simbol kelalaian.
Warga sudah terlalu akrab dengan pemandangan jalan penuh lubang, debu tebal saat musim panas, dan genangan air saat musim hujan.
Setiap hari, para pengguna jalan harus berjibaku dengan risiko kecelakaan dan kendaraan yang rusak.
Keluhan sudah bertahun-tahun disuarakan warga setempat dan pengguna jalan, namun solusi nyata tak kunjung datang.
Mereka hanya ingin jalan yang layak, seperti daerah lain. Tidak sekadar tambal sulam yang cepat rusak lagi.
Namun, ada kisah menarik di balik jalan rusak ini. Menjelang Pilkada 2024, pasangan calon Fransiskua M Adilalo dan Yeremia Tanggu (RAKYAT) sempat turun tangan memperbaiki beberapa titik kerusakan.
Langkah ini disambut baik oleh warga, meskipun mereka menyadari bahwa perbaikan tersebut tidak bertahan lama.
Namun harapan besar tetap ada di hati warga Kodi baik itu Kecamatan Kodi Utara, Kodi, Kodi Bangedo, dan Kodi Balaghar.
Mereka mendesak pemerintah Kabupaten SBD dan Provinsi NTT untuk segera mengambil langkah nyata, bukan sekadar janji manis.
Pasalnya, jalanan ini bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga kehidupan masyarakat yang bergantung pada akses yang layak.
“Kami ingin perubahan nyata, bukan sekadar janji pemilu,” tegas Sole salah satu warga Kodi Utara, Senin, 27 Januari 2025.***
Sumber Garuda Nusantara.
Redaksi: Tonggoro.cs
