SBD, NTT, – Di tengah isu kecurangan yang mencuat dalam Pilkada Sumba Barat Daya, Calon Bupati dan Wakil Bupati SBD, Fransiskus Martin Adilalo, S.Sos, dan Yeremias Tanggu, S.Sos, yang tergabung dalam Paket RAKYAT, mengambil langkah tegas dengan melanjutkan gugatan hasil pemilihan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Pernyataan sikap ini diungkapkan pada Minggu (8/12/2024) sebagai bentuk perlawanan terhadap praktik-praktik yang mereka sebut mencederai demokrasi.
Di temui di kediamannya, Fransiskus Martin Adilalo , menegaskan bahwa demokrasi yang sejati tidak memberi ruang bagi intimidasi, konspirasi, atau kecurangan sistemik yang dilakukan secara terstruktur dan masif. “Demokrasi Pancasila tidak boleh ternoda. Kami tidak akan tinggal diam melihat hak politik masyarakat Sumba Barat Daya diinjak-injak,” tegasnya.
Menurutnya bahwa dalam pelaksanaan Pilkada di kabupaten sumba Barat Daya (SBD) , telah terjadi pelanggaran serius yang merusak asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (Luberjurdil). Paket RAKYAT meminta penyelenggara pemilu, khususnya KPU dan Bawaslu SBD, untuk bertanggung jawab penuh dalam menjamin integritas pemilu dan hak politik setiap warga.
“Kami ingin memastikan bahwa warga Loda Wee Maringi Pada Wee Malala yang memiliki hak pilih tidak dirampas haknya oleh praktik intimidasi dan kecurangan,” ujar Yeremia Tanggu. Ia juga menyatakan bahwa sikap tegas ini adalah bagian dari komitmen mereka untuk menjaga kehormatan demokrasi dan hak-hak rakyat Sumba Barat Daya.
Selain itu, Fransiskus dan Yeremias mengingatkan pentingnya melindungi kebinekaan yang menjadi landasan kuat perjuangan Paket RAKYAT. “Sumba Barat Daya adalah rumah kita bersama. Tidak boleh ada satu pihak pun yang merasa terancam atau tidak diakui. Kami berkomitmen menjadikan tanah ini rumah inklusif bagi semua, tanpa kecuali,” tegas Fransiskus.
Langkah melanjutkan gugatan ini disertai dengan dukungan kuat dari rakyat yang menjadi fondasi perjuangan mereka. “Paket RAKYAT tidak akan menyerah. Kami berdiri bersama rakyat untuk menuntut keadilan di MK,” tutup Fransiskus dengan nada penuh optimisme.** (RTG).