Sumba Barat Daya, salah satu kabupaten di Nusa Tenggara Timur yang terkenal dengan keindahan alam dan budaya lokalnya, tengah bersiap menghadapi momen besar dalam sejarah politiknya. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 mendatang menjadi harapan baru bagi rakyat, namun tidak dapat dipungkiri, bayang-bayang kekhawatiran dari pengalaman pilkada sebelumnya masih membayangi.
Rendi Tanggoro, Pimpinan Redaksi sebuah media lokal, mengungkapkan pandangannya tentang dinamika politik di Sumba Barat Daya. Dalam sebuah cuitannya, ia mengutip pengalaman pahit yang terjadi pada pilkada sebelumnya, di mana konflik antarpendukung, politik uang, dan ketegangan antarcalon menjadi catatan kelam yang sulit dilupakan masyarakat.
“Sebagai pegiat media massa dan berdasarkan pantauan kami, kondisi politik di Kabupaten Sumba Barat Daya untuk periode ini masih cukup normal. Ada beberapa gesekan persepsi di sejumlah wilayah, tetapi ini hal biasa dan masih mampu dikendalikan oleh pihak terkait,” ujar Rendi.
Kekhawatiran yang Kembali Muncul
Rendi juga menyoroti pentingnya menjaga keutuhan masyarakat di tengah perbedaan pilihan politik. Menurutnya, masyarakat perlu belajar dari masa lalu untuk menghindari polarisasi yang pernah menyebabkan keretakan sosial.
Selain itu, janji-janji politik yang sering kali hanya menjadi retorika tanpa realisasi juga masih menjadi sumber skeptisisme rakyat. Masyarakat berharap, pemimpin terpilih nantinya benar-benar berkomitmen untuk membawa perubahan nyata dan mengakomodasi seluruh kepentingan rakyat.
Harapan di Tengah Perbedaan
Dalam pandangannya, Rendi memberikan pesan optimis bahwa setiap pasangan calon (paslon) memiliki hak untuk menjalankan strategi kampanyenya masing-masing. Namun, ia mengingatkan pentingnya memberikan kebebasan kepada rakyat untuk menentukan pilihannya berdasarkan keyakinan pribadi.
“Boleh beda pilihan, itu hak asasi sebagai pemilih. Toh, yang terpilih dan dikehendaki Tuhan adalah pemimpin yang amanah. Sehingga, cita-cita masyarakat dapat menjadi harapan lima tahun ke depan, 2024-2029. *Vox populi, vox dei*,” tutup Rendi, mengutip pepatah Latin yang berarti “Suara rakyat adalah suara Tuhan.”
Menatap Masa Depan Sumba Barat Daya
Pilkada 2024 di Sumba Barat Daya tidak hanya menjadi ajang kompetisi politik, tetapi juga momen untuk memperkuat demokrasi lokal. Dengan partisipasi aktif masyarakat dan pengawasan yang ketat terhadap proses pemilu, harapan besar tersimpan pada terwujudnya pemerintahan yang lebih adil, inklusif, dan berpihak pada kepentingan rakyat.
Akankah Pilkada kali ini membawa angin segar perubahan, atau justru mengulang cerita lama? Jawabannya ada di tangan rakyat. *(Red)
Editor : Nani